
Mediapewarta.co.id Kota Batu ; Prosesi seluruh kegiatan tradisi Slamatan Ngupokoro Tirto Bawono
"NYLAMETI NYLAMETNO BANYU " di Desa Oro-Oro Ombo terdiri atas tiga kegiatan inti yaitu slametan genduren di Danyangan, pemukulan kentongan diBalai Desa, dan tradisi nguras sumber (Slamatan) atau Uri-Uri budaya di sumber mata air Andhong. Pertama, slametan genduren di Danyangan dilakukan saat masyarakat mulai berkumpul di Balai Desa.
Dengan mengadakan ritual ditempat Danyangan Desa Oro-Oro Ombo. Sebelum pelaksanaan Nguras sumber (selamatan) yang diikuti dengan uri-uri budaya, Danyangan adalah orang yang membabat Desa Oro-Oro Ombo atau sering disebut dengan istilah Jawa dengan kata mbau rekso (yang membangun desa). Tempat Danyangan merupakan makam dari leluhur yang membuka lahan Desa Oro-Oro Ombo.
Doa yang dibaca menggunakan dua cara yaitu menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Arab, pada Kamis (24/4/2025).
Di sela - sela kegiatan selamatan sumber mata air Kepala Desa Oro - oro Ombo, Wiweko menjelaskan bahwa kegiatan Ini adalah ritual seputaran sumber mata air di Gunung Panderman, harapan kami memang ada acara yang bermanfaat untuk jangka panjang, yaitu penanaman pohon dan jenis pohon yang di tanam ada beberapa macam salah satunya pohon aren.
"Penanaman pohon Aren ini jelas sangat bermanfaat bagi warga desa Oro - oro Ombo diantaranya satu untuk menyimpan sumber mata air, kedua warga bisa mengambil manfaatnya dari pohon Aren berupa Kolang - kalingnya," jelasnya.
Wiweko juga memaparkan terkait suport dari pemerintah Desa Oro - oro Ombo jika nanti tempat ini ajan ramai dari pengujung wisatawan yang berkunjung.
" Tentunya kami akan selalu mensuport, yang penting ada komunikasi yang baik antara kelembagaan LMDH ini, karena kamidari pemerintahan desa jelas sangat mendukung apalagi masalah alam atau lingkungan di wilayah desa Oro - oro Ombo," imbuhnya.